Selasa, 09 Desember 2008

Model Perilaku dalam Oraganisasi

Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan perilaku organisasi ?

Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia dan sebaliknya, aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi.
Apakah tujuan praktis dari penelaahan studi ini ?
Tujuan praktis penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasi/menentukan bagaimanakah perilaku manusia itu berusaha mempengaruhi tujuan organisasi.
Perilaku organisasi, dengan demikian adalah perilku individu dan kelompok dalam organisasi. Dalam organisasi perusahaan, hasil kerja atau performance seseorang dapat dipandang sebagai perilaku dalam bekerja. Perilaku positif atau negatif dalam bekerja dapat dilihat dari bagaimana performansi atau hasil kerjanya.
Seperti kita ketahui bahwa organisasi adalah kumpulan individu yang bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi, maka dengan demikian dalam organisasi bisa muncul ragam perilaku individu.
Apakah yang mempengaruhi perilaku individu ?
  1. karakteristik individu (misalnya : kemampuan seseorang, kebutuhan, kepercayaan, pengalaman, pengharapan),
  2. karakteristik organisasi (misalnya : hierarki, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem reward, sistem kontrol).

Penjelasan tersebut dapat diringkas dengan suatu rumusan hubungan fungsional yakni :

P = f (I,L) ; P merupakan fungsi I dan L ; Perilaku merupakan interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya ; perubahan terhadap variabel I dan L akan mempengaruhi variabel P.

P adalah perilaku,

I adalah Individu,

L adalah Lingkungan

Motivasi Herzberg

Sebelumnya, kita telah memahami teori kebutuhan Maslow. Sebagai pengingat, saya sampaikan bahwa menurut Maslow faktor-faktor motivator adalah kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri. Namun perlu diketahui bahwa, Herzberg agak seedikit berbeda pandangan. Jika Maslow berpandangan bahwa seluruh kebutuhan yang ada dalam piramidanya adalah faktor motivator, yang dengan demikian akan mempengaruhi kepuasan kerja, maka Herzberg tidak memandang demikian.
Dalam penelitiannya terhadap 100 rang akuntan dan insinyur yang bekerja dalam perusahaan-perusahaan di sekitar Pittsburgh, Pennsylvania, ia menggunakan metode critical incident dalam mengumpulkan data untk dianalisis.
Herzberg memberikan pertanyaan kepada obyek yang diteliti tentang apa yang dirasakan menyenangkan dan apa yang dirasa tak menyenangkan bagi dalam bekerja.
Jawaban mereka menarik. Kepuasan pekerjaan selalu dihubungkan dengan isi jenis pekerjaan/job content dan ketidakpuasan dalam pekerjaan selalu dihubungkan dengan aspek sekitas yang berhubungan dengan pekerjaan/job context.
Kepuasan dalam bekerja oleh Herzberg diberi nama faktor motivator dan ketidakpuasan disebut dengan faktor hygiene. Kedua sebutan itu kemudian dikenal dengan dua faktor dan teori Herzberg dikenal dengan teori dua faktor_Herzberg.
Pada hakikatnya, perbedaan pandangan hanya terletak pada motivator dan hyhiene saja. Menurut Herzberg, faktor-faktor yang terkait dengan ketidakpuasan bukan merupakan motivator dalam bekerja. Pemenuhan terhadap faktor hygiene dapat mencegah ketidakpuasan akan tetapi tidak memotivasi mereka dalam bekerja. Sehingga, jika ingin memotivasi karyawan dalam bekerja hendaknya fokus kepada faktor motivator dan bukan faktor hygiene.
Apa sajakah yang termasuk dalam faktor motivator ?
Antara lain adalah : pencapaian prestasi, penghargaan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, kemajuan dan peningkatan.
Apa sajakah yang merupakan faktor hygiene ?
Antara lain adalah : kebijakan administrasi perusahaan, supervisi, hubungan dengan supervisor, kondisi kerja, gaji, hubungan dengan teman kerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan bawahan, status, keamanan.
Sekali lagi, faktor motivator terkait dengan kepuasan dan semangat kerja sedang faktor hygiene terkait dengan ketidakpuasan akan tetapi bukan merupakan motivator, tidak ada kaitannya dengan semangat kerja !

TEORI MOTIVASI MASLOW

Teori motivasi Maslow mengemukakan bahwa, faktor-faktor motivator terdiri dari 5 jenjang. Dalam relevansinya dengan organisasi tempat bekerja, ini berarti bahwa, manajemen harus memperhatikan pemenuhan 5 jenjang kebutuhan tersebut, sebab apabila tidak, maka karyawan akan tidak termotivasi dalam bekerja. Oleh karenanya, jenjang kebutuhan ini "wajib" dipertimbangkan oleh perusahaan.
Karena penemuannya ini juga, kemudian Maslow dikenal sebagai penggagas "piramida kebutuhan". Maslow meyakini bahwa kebutuhan itu berjenjang dari yang paling dasar hingga puncak. Apabila kebutuhan pada level yang di bawah telah dipuaskan, maka manusia baru menghendaki pemuasan kebutuhan pada level/jenjang yang di atasnya. dengan kata lain, kepuasan yang diperoleh dari pemenuhan kebutuhan pada level yang di bawah akan mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhan jenjang berikutnya yang lebih tinggi.
Lima jenjang kebutuhan dalam piramida Maslow tersebut, dari yang level bawah hingga yang paling puncak adalah sebagai berikut :
  1. kebutuhan fisiologis/fisiological needs (gaji, uupah, tunjangan, honorarium, bantuan pakaian, sewa perumahan, uang transport, dll),
  2. kebutuhan keamanan/security needs (jaminan masa pensiun, santunan
    kecelakaan,jaminan asuransi kesehatan, dsb),
  3. kebutuhan sosial/afiliasi/social needs (kelompok formal/informal, menjadi ketua yayasan, ketua organisasi olahraga dsb),
  4. kebutuhan penghargaan/esteem needs (status, titel,simbol-simbol, promosi, perjamuan, dsb),
  5. kebutuhan aktualisasi diri/self actualization needs (kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan).

Selasa, 02 Desember 2008

Manajemen versus Kepemimpinan

Sering kita rancu terhadap pengertian kedua kata tersebut. Apakah perbedaan yang jelas antara manajemen dan kepemimpinan ?
Manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan organisasi melalui usaha orang lain. Dengan demikian manajer adalah orang yang senantiasa memikirkan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam definisi tersebut tidak disebutkan secara jelas, apakah kegiatan tersebut untuk organisasi industri atau perusahaan. Yang jelas dikemukakan adalah, bahwa manajemen dapat diterapkan pada setiap organisasi, apakah perusahaan, pendidikan, rumah sakit, organisasi politik dan bahkan keluarga.
Agar organisasi tersebut dapat berhasil mencapai tujuan, maka diperlukan manajemen. Dengan kata lain, agar dapat mencapai tujuan, organisasi harus melewati suatu proses kegiatan kepemimpinan. Kegiatan pencapaian tujuan organisasi lewat kepemimpinan itu dinamakan manajemen.
Kepemimpinan dan manajemen memang seringkali disamakan pengertiannya oleh banyak orang. Walaupun demikian, antara keduanya terdapat perbedaan yang amat penting untuk diketahui. Pada hakikatnya, kepemimpinan mempunyai pengertian agak luas dibandingkan dengan manajemen. Manajemen merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepemimpinan di dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Kunci perbedaan diantara kedua konsep ini adalah terletak pada istilah organisasi.
Kepemimpinan dapat terjadi setiap saat dan dimanapun asalkan ada seseorang yang berusaha untuk memepengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasannya. Dengan demikian kepemimpinan bisa saja terjadi karena berusaha mencapai tujuan seseorang atau tujuan kelompok dan itu bisa saja sama atau tidak selaras dengan tujuan organisasi. Dalam arti yang luas, kepemimpinan dapat dipergunakan setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu. Rumusan lain mengatakan, bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku orang lain, seni mempengaruhi perilaku manusia baik individu maupun kelompok. Kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata krama birokrasi. Kepemimpinan tidak harus terjadi dalam suatu organisasi tertentu, melainkan kepemimpinan bisa terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya untuk mempengaruhi perilaku orang lain ke arah tercapainya tujuan tertentu.
Apabila kepemimpinan itu dibatasi oleh tatakrama birokrasi maka ia dinamakan manajemen. (sumber : Miftah Thoha ; 2005; PO, Konsep Dasar dan Aplikasinya)